SD/SLB Al Azhar Bukittinggi dengan Difasilitasi BPBD Bukittinggi dan Yayasan Pengurangan Risiko Bencana Mengadakan Simulasi Evakuasi Gempa

Di penghujung 2017, SLB Al-Azhar Bukittinggi ditunjuk Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional untuk melaksanakan proses pembentukan Sekolah Aman Bencana untuk anak berkebutuhan khusus. Untuk merealisasikan hal tersebut SLB Al-Azhar menggandeng Badan Penanggulangan bencana Daerah (BPBD) kota Bukittingi dan Yayasan Pengurangan Risiko Bencana (YPRB) sebagai fasilitator pendamping dalam sosialisasi, penyusunan rencana kedaruratan serta uji coba dalam simulasi evakuasi.

“Meski kita memiliki siswa berkebutuhan khusus, namun kita telah memiliki tim siaga bencana sekolah sendiri. Kita juga sudah mulai menerapkan lima prosedur penyelamatan diri. Tahun ini SLB Al-Azhar ditunjuk Kemendikbud menerapkan SMAB untuk itu kita menggandeng BPBD dan YPRB dalam hal ini, memberikan sosialisasi dan simulasi serta menguji kelima prosedur penyelamatan diri tersebut,” jelas Kepala Sekolah SLB Al Azhar Bukittinggi Azizah saat pembukaan kegiatan simulasi di SLB Al-Azhar yang berlokasi di Bukit Apit kota Bukittinggi, Rabu (07/11).

Dijelaskannya, lima prosedur penyelamatan diri yang diujicoba itu seperti, ujicoba prosedur penyebaran arahan, ujicoba perencanaan evakuasi, ujicoba prosedur checlist dan ujicoba penanganan korban.

simulasi 2

“Selain melakukan ujicoba terhdap kelima prosedur tersebut, kita juga ingin melihat kemampuan guru untuk mengajak dan memberikan instruksi kepada anak berkebutuhan khusus. Karena pendekakan untuk siswa SLB berbeda dari sekolah umum, sehingga upaya yang sederhana dilakukan guru dengan memberikan tanda dengan bendera dan siswa tersebut harus didampingi,” jelas Azizah.

YPRB yang diwakili oleh Irsyadul Halim selaku fasilitator kegiatan tersebut mengatakan, konsep simulasi penanggulangan bencana gempa bumi dan kebakaran yang diberikan menunjukkan beberapa aksi insiden kecil agar proses simulasi berjalan alami dan melekat di memori siswa.

“Skenario simulasi evakuasi ini secara umum diinformasikan kepada sekolah namun akan ada beberapa insiden kecil sebagai bagian skenario detail teknis yang tidak diketahui pihak sekolah akan terjadi selama proses simulasi, hal ini dilakukan agar proses simulasi berjalan alami dan diharap mampu melihat respon awal dan penanganan dari pihak internal sekolah,” ujarnya.

Dalam simulasi tersebut para guru dan siswa juga diajarkan cara menggunakan APAR dan alat pemadaman api tradisional. Para siswa pun sangat antusias memperhatikan aksi pemadaman api menggunakan racun api dan proses pemadaman api menggunakan kain basah secara tradisonal.

Sementar itu, Staf Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD kota Bukuttinggi, Reynaldo memberi apresiasi SLB Al-Azhar karena mempercayai BPBD kota Bukittinggi selaku fasilitator pendamping dalam proses pembentukan Sekolah Madrasah Aman Bencana. “Kegiatan simulasi evakuasi ini perlu dilakukan secara berkala dan berkelanjutan bahkan jika perlu ada simulasi gabungan dengan melibatkan instansi lain/sekolah lain. Untuk mewujudkan hal itu maka perlu dukungan pemerintah kota Bukittinggi khususnya memperluas dan memperbanyak rintisan sekolah aman bencana ini,” sebutnya.

Dengan adanya penunjukan implementasi SMAB di SLB Al-Azhar dari Kemendikbud, hal tersebut bisa menjadi cikal bakal SMAB di lingkungan pendidikan kota Bukittinggi. Karena telah dilengkapi dengan adanya Tim Siaga Bencana Sekolah, serta penerapan lima prosedur penyelamatan diri di dalam sekolah.

Recommended Posts

Leave a Comment